Sunday, September 29, 2013

Jodoh dan Takdir

Saat saya menulis postingan ini, waktu sudah menunjukkan pukul 12.40 WIB. Entah kenapa malam ini saya tiba-tiba ingin menulis tentang tulisan yang agak sedikit random, yaitu tentang perasaan atau situasi yang saat ini saya rasakan. Bahkan mungkin bisa mewakili teman-teman yang sedang berada di fase yang disebut life quartal crisis. Dimana di fase ini, saya dan mungkin sebagian besar teman-teman lainnya sedang dilanda perasaan galau tentang masa depan. Pada fase ini, biasanya mulai bermunculan berbagai pertanyaan yang agak sedikit menggelitik. "Kapan nikah?" ya pertanyaan itu yang mulai sering mencuat akhir-akhir ini diumur-umur segini. Tidak aneh sih sebenarnya, karena memang rata-rata pada kisaran umur ini kebanyakan dari teman-teman kita sudah pada menikah dan bahkan mempunyai anak. Bukan hanya satu, bahkan ada yang sudah punya dua beranjak keberikutnya. Apalagi di kalangan teman-teman perempuan khususnya. 

Salah seorang teman saya bahkan pernah nyeletuk saking kesalnya ditanya terus pertanyaan tersebut. "Kok mereka gak pernah ada yang nanya kapan mati ya?" Hahaha...sebenarnya logik juga celetukan teman saya itu. Hidup, Mati, dan Jodoh semuanya sudah diatur oleh Allah. Dan kita tidak pernah tau kapan hal tersebut akan menghampiri kita. Kita hanya bisa berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapkan diri hingga saat itu tiba dan tidak lupa juga berikhtiar dengan membuka diri dalam pergaulan, karena jodoh kan tidak akan tiba-tiba mengetuk pintu rumah kita. Sebenarnya ketiga hal tadi mempunyai satu kesamaan kalau menurut saya. Kesemuanya merupakan awal dimulainya sesuatu hal yang baru. Bedanya, kematian agak ditakuti kehadirannya. Karena seringkali kita merasa bahwa kita belum siap dan belum memiliki bekal apa-apa untuk di akhirat kelak. Padahal sebenarnya kalau menunggu siap rasanya kita tidak akan pernah siap. Kecuali jika kita menyadari bahwa maut dapat kapanpun menghampiri kita. Sehingga kita akan berusaha untuk mempersiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya ibadah. Nah sedangkan pernikahan, untuk umur segini merupakan sesuatu yang cukup dinanti. Jadi, tidak perlu terus-menerus ditanya pun kadang kita sering bertanya-tanya pada diri sendiri. "Kapan ya datangnya?", "Siapa ya jodohnya?", "Seperti apa ya orangnya?", dan beberapa pertanyaan lainnya yang seringkali terlintas. Ya walaupun pertanyaan ini, tidak berlaku untuk semua orang di usia ini. Tapi saya yakin walaupun ada teman-teman yang bilang "ah saya sih belum kepikiran menikah." Tapi dalam hati kecilnya pasti juga bertanya-tanya. 

Tapi dari pada pusing dengan pikiran-pikiran tersebut lebih baik kita berhusnudzon kepada Allah. Allah kan sesuai prasangka umat-Nya. Ingat terus janji Allah dalam surat An-Nur Ayat 26.
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26) 
Saya pernah mendengar sebuah ceramah, dalam ceramah tersebut pernah disebutkan bahwa jodoh kita tidak akan jauh berbeda dengan diri kita alias sekufu atau istilah ilmiahnya sefrekuensi. Contohnya saja, jika kita berteman pasti kita akan cenderung berteman dekat dengan orang-orang yang memiliki beberapa kesamaan dengan kita. Sama halnya dengan jodoh.

Nah terus, pertanyaan muncul kembali. Jodoh kan katanya sudah ditetapkan di lauhul mahfudz. Terus apa gunanya kita berdo'a meminta jodoh kepada Allah tentang kriteria jodoh idaman kita? percuma aja dong minta kriteria setinggi langit tapi kalau ternyata kita sudah ditakdirkan dengan orang tertentu. Dari sebuah ceramah yang pernah saya hadiri, pernah disebutkan bahwa do'a dapat mengubah takdir. Maka jika kita memiliki keinginan. termasuk tentang jodoh, tetaplah berdo'a dan meminta kepada Allah. Dengan senantiasa berhusnudzon kepada Allah. Selama kita yakin do'a kita baik. InsyaAllah akan dikabulkan oleh Allah, hanya saja waktunya mungkin ada yang instan tapi ada juga yang harus menunggu lama atau ditunda bahkan tidak terkabul, Akan tetapi kita harus tetap yakin bahwa tidak dikabulkannya do'a kita ini insyaAllah akan digantikan dengan hal yang jauh lebih baik oleh Allah.

Untuk masalah do'a ini, saya sempat bertukar pikiran dengan salah seorang sahabat saya. Teman saya sempat mengajukan sebuah permasalahan, "Kalau memang jodoh kita sudah ditetapkan terus bagaimana caranya jodoh kita berubah jadi sesuai dengan do'a kita?" Kalau menurut pemikiran saya, misal jodoh kita sudah ditetapkan si A, terus kita berdo'a kepada Allah tentang kriteria jodoh kita. Bukan berarti karena do'a kita jodoh kita yang asalnya A berubah jadi si B. Akan tetapi si A ini akan berubah memperbaiki diri seperti apa yang kita inginkan atau harapkan dalam do'a kita. Sehingga pada saat dia sudah berada dalam kondisi dimana dia sesuai dengan do'a dan harapan kita. Maka saat itulah kita dipertemukan. Nah, dari pemikiran ini saya jadi mengambil sisi positifnya, bisa jadi kita belum dipertemukan dengan jodoh kita mungkin karena kita belum sesuai dengan jodoh kita tersebut. Untuk menyesuaikannya maka kita harus terus memperbaiki diri kita hingga akhirnya kita pantas untuk jodoh kita tersebut. Logikanya, masa kita pengen jodoh kita soleh sedangkan kitanya sendiri tidak solehah? Yang satu gaulnya di mesjid yang satu gaulnya nongkrong di cafe atau mall. Gimana bisa ketemunya?

Contoh menarik terjadi dengan teman saya, teman saya baru dipertemukan dengan jodohnya ketika dia melanjutkan studinya ke luar negeri. Padahal jodohnya tersebut dari almamater yang sama di Indonesianya. Alasannya kenapa mereka tidak bertemu disini? bisa jadi kan itu karena dengan kondisi seperti itu mereka akan berada pada frekuensi yang sama. Karena jika tidak seperti itu, mereka akan sulit bertemu alasannya karena pergaulan mereka berbeda.

Ya...simple sebetulnya. tidak usah bergalau-galau karena jodoh kita sudah ada insyaAllah...Hanya tinggal tunggu waktu yang tepat. Nah selama menunggu mending digunakan untuk memperbaiki diri. Supaya kita segera dipertemukan dengan jodoh kita. Beda kan, kalo kita cuma nunggu dengan berdiam diri dengan kita melakukan sesuatu? Waktu rasanya akan terasa lebih singkat jika kita melakukan suatu hal dibandingkan tidak melakukan apa-apa. So...be positive!!!

Sekian tulisan randomnya...saya cuma ingin berbagi pemikiran selebihnya wallahu 'alam bishawab...
Maaf kalau sekiranya ada tulisan yang kurang berkenan. :) Jangan sungkan untuk memberikan kritik karena saya juga masih perlu banyak belajar. insyaAllah kritik yang membangun akan sangat bermanfaat.

Sunday, September 22, 2013

Surat Keterangan Bebas Narkoba

Karena ada beberapa temen bloger yang memberikan pertanyaan seputar Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Rumah Sakit Dustira, Cimahi pada postingan sebelumnya. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat postingan tambahan. Berikut ini gambaran surat hasil keterangan hasil pemeriksaan laboratorium dari hasil tes urin yang kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan dokter di Poli Kejiwaan.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Dari hasil konsultasi saya mendapatkan surat keterangan seperti pada gambar berikut, yang kemudian saya bawa ke bagian infokes untuk dicatat dan diberikan cap di bagian belakang lembaran suratnya.

Surat Keterangan Bebas Narkoba
Untuk Alamat lengkap Rumah Sakit di Bandung dan Cimahi yang saya tau mengeluarkan surat keterangan bebas narkoba diantaranya yaitu:
  1. Rumah Sakit Dustira, Cimahi (Rumah Sakit Swasta)
  2. Jl. Rumah Sakit No. 1, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia 
    (022) 6652156
  3. Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung (Rumah Sakit Pemerintah)
  4. Jl. Pasteur No. 38, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
    (022) 2034953/57

    Semoga infonya bermanfaat :D