Showing posts with label koass. Show all posts
Showing posts with label koass. Show all posts

Friday, October 12, 2012

Membuat Surat Keterangan Bebas Narkoba

Sudah lama sekali saya ingin membuat postingan tentang pembuatan surat keterangan bebas narkoba. Tapi apa daya rasa malas nampaknya lebih kuat menarik diri saya untuk tidak membuat postingan. Saat ini saya sedang disibukkan dengan kegiatan saya untuk melamar kerja (baca: sok sibuk). Saya baru tahu kalau ternyata di beberapa perusahaan ada yang memberikan persyaratan surat bebas narkoba juga. Wah...lumayan berat juga ya (berat di dompet maksudnya). 

Alhasil mau tidak mau saya harus membuat surat keterangan tersebut. Saya sempat kebingungan juga mencari referensi tempat membuat surat keterangan bebas narkoba di daerah cimahi, kebetulan ini tempat domisili saya berada. Saya coba tanya ke beberapa teman ternyata tidak ada yang mengetahuinya. Akhirnya jalan satu-satunya ya tanya om google. Saya coba cari referensi tempat dan biaya yang paling murah diantara pilihan yang ada. Sebetulnya teman saya sempat mengatakan bahwa Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung juga  dapat mengeluarkan surat keterangan bebas narkoba, hanya saja biayanya mencapai 185rb kalo tidak salah (CMIIW). Setelah menelusuri mesin pencarian dapatlah informasi bahwa Polres Cimahi dapat mengeluarkan surat keterangan bebas narkoba. Akan tetapi mereka tidak memiliki lab untuk pemeriksaannya, sehingga pemeriksaan dilakukan di laboratorium seberang Polres. Setelah saya pikir-pikir lebih baik saya coba saja tes lab di Rumah Sakit supaya sekalian bisa minta surat keterangan sehat. Baru nanti pulangnya sekalian ke Polres untuk update SKCK.

Akhirnya saya bergegas menuju Rumah Sakit Umum Cibabat. Disana saya menemui bagian informasi di Gedung C, akan tetapi ternyata RSU Cibabat tidak mengeluarkan surat keterangan bebas narkoba dan menyarankan saya untuk ke Rumah Sakit Dustira. Langsung saja saya meluncur ke RS. Dustira. Seperti biasa, saya parkir kendaraan di parkir timur. Lalu masuk untuk melakukan pendaftaran. Tapi karena saya tidak tahu prosedur pendaftaran untuk umum (biasanya nganter ibu daftar ASKES), saya coba datangi loket pendaftaran ASKES. Dari sana diarahkan untuk menuju Laboratorium yang letaknya di dekat parkir timur. Sayapun berjalan menuju Laboratorium di dekat parkir timur tersebut. Eh...setelah sampai disana ternyata untuk membuat surat bebas narkoba bukan disana tempatnya.  Saya diminta untuk menuju pintu masuk UGD dan menuju loket informasi. Tiba di loket informasi saya diminta melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Ealah...jadi disuruh kesana kesini gini. Mana saya tidak tahu letak pendaftaran umum dimana. Akhirnya saya kembali ke loket pendaftaran ASKES untuk meminta petunjuk. Alhamdulillah akhirnya sampai juga di Loket pedaftaran umum. dan ternyata letaknya tidak jauh dari pintu UGD. Baiklah itung-itung tur rumah sakit. Kemudian di meja informasi pendaftaran saya diminta mengisi form pendaftaran. Lalu menuju kasir. Hampir di setiap tempat yang saya singgahi menanyakan keperluan penggunaan surat keterangan bebas narkoba tersebut. Mungkin takut disalahgunakan atau semacamnya mungkin ya. Ternyata biaya yang harus saya keluarkan untuk pembuatan biaya surat keterangan bebas narkoba disana adalah 125rb. Saya merasa beruntung karena ternyata harganya masih jauh lebih murah jika dibandingkan saya membuatnya di tempat lain.

Sesuai arahan saya menuju poli jiwa. Lho...Saya sempet kaget juga. Lah kok malah ke poli jiwa ya? Bagi saya yang awam tentang dunia medis, mendengar kata Poli Jiwa kesannya sudah negatif. Di bayangan saya yang terbesit adalah orang-orang yang terganggu kejiwaannya. Sayapun memberikan surat pengantar dari loket pendaftaran ke loket di Poli Jiwa. Saya melihat berkeliling. Apa yang salah ya sama orang-orang di sekeliling saya ini? Tampak tidak ada yang salah dengan mereka. Ada Bapak-Bapak tua, Ada Ibu-Ibu setengah baya, ada anak kecil, bahkan ada balita juga. Saya jadi penasaran Poli Jiwa itu menangani masalah apa saja sih? mungkin pikiran saya terlalu terkotak-kotak bahwa poli jiwa hanya khusus bagi orang yang mengalami gangguan kejiwaan alias mental. Tapi nampaknya sih bukan itu saja. Entahlah...

Setelah menunggu giliran akhirnya tiba giliran saya. saya diminta untuk menampung urine di sebuah wadah seukuran tempat agar. Lebih tepatnya sih memang tempat agar. Saya kira urine tersebut akan dibawa ke lab untuk dites. Tapi ternyata tidak. Mereka cukup mengetesnya diruangan pemeriksaan pasien. nampaknya menggunakan alat sederhana. Mungkin hanya meneteskan sampel urine pada kertas kemudian ditambahkan suatu larutan yang bisa menunjukkan keberadaan zat adiktif, salah duanya amphetamin (AMP) dan morphin (MORP). Saya agak deg-degan juga sih takut-takut hasilnya positif. Karena bukan tidak mungkin kita gagal tes bebas narkoba. Salah satu teman saya sempat bilang temannya sempat gagal tes bebas narkoba karena ditemukan zat adiktif di urine nya yang ternyata itu akibat dari obat yang diminumnya beberapa hari itu karena dia memang sedang sakit, dan obat tersebut mengandung obat tidur. 

Akhirnya tidak lama kemudian hasilnya keluar saya diminta menemui dokter di dalam ruangan untuk mengkonsultasikan hasilnya. Ada beberapa koas disana. :D Saya suka agak segan sebetulnya kalo periksa tapi banyak koas yang melihat. Merasa agak kuras privasi untuk curhat tentang keluhan penyakit misalnya. Tapi untungnya hari itu koas nya tidak ikut masuk. Mungkin mereka memang hanya melihat kasus-kasus yang penting yang perlu dipelajari lebih dalam. Dan Alhamdulillah hasilnya negatif. Saya bisa sedikit bernafas lega. Sayapun langsung keluar ruang pemeriksaan dengan menggenggam selembar kertas surat keterangan bebas narkoba dari dokter. Kemudian dibubuhi cap di loket poli jiwa. baru kemudian ke bagian infokes untuk diberi cap dan semacam dicatat berita acaranya (halah..apa ya istilahnya? Pokonya itulah).

Tanpa berpikir panjang saya langsung pergi menuju parkir timur untuk bergegas menuju Polres Cimahi. Tapi kok dipikir-pikir saya kok gak minta salinannya ya? Hadeuh...masa 1 lembar 125rb. Ya sudahlah kita coba di Polres siapa tau mereka mau membuatkan surat keterangan bebas narkoba dengan menggunakan hasil lab di luar. 

Setibanya di Polres, saya langsung memperbaharui SKCK saya. Sekalian menanyakan tentang pembuatan surat bebas narkoba. Dan...dan...dan ternyata di Polres bisa membuat surat keterangan bebas narkoba dengan biaya 100rb plus legalisirannya. (hiks...nangis darah) dan yang lebih mirisnya lagi kita tidak bisa meminta surat bebas narkoba dengan surat keterangan hasil lab dari luar karena sudah sepaket katanya. Baiklah mungkin saya kurang sedekah. Jadi pembelajaran saja setidaknya sekarang saya sudah paham prosedurnya. Semoga infonya bermanfaat. Maaf kalo postingannya terlalu kepanjangan dan berbelit-belit :D

Sunday, August 26, 2012

Cerita di Twitterland


Udah lumayan lama juga gak posting. Kebeneran lagi ada bahan buat ditulis dan semoga aja gak males buat lanjut nulis. Kali ini ceritanya agak nyenggol ranah kedokteran dikit. Saya memang bukan anak kedokteran tapi kebeneran emang tertarik aja sama dunia kedokteran dan kesehatan. Mungkin karna cita-cita kecil yang gak tercapai juga kali ya gara-gara takut darah dan mayat walhasil gak berani buat masuk jurusan yang satu itu. Tapi tetep sih ketertarikan sama bidang yang satu ini gak pernah ilang. Di twitter pun yang difollow banyaknya akun dokter dan info kesehatan. Lumayan juga jadi banyak tau ilmu tentang kesehatan yang berguna buat kita juga.

Nah ceritanya ada satu dokter yang saya follow, om dokter ini tweetnya cukup saya tunggu-tunggu. Beliau ini adalah salah satu dokter spesialis mata sekaligus penulis buku dan pernah stand-up comedy. Orangnya kocak dan asik kalo nge-tweet, baik itu cuma info biasa ataupun hal yang serius sekalipun selalu dibikin seru. Ada cerita yang menurut saya agak seru sih di twitterland akhir-akhir ini judulnya dagelan #AMkes. Awalnya saya penasaran apaan sih dagelan #AMkes ini dan apa hubungannya sama program #dokterpakcomblang yang suka diadain sama om dokter yang saya suka itu tiba-tiba aja dihapus dan gak bakal diadain lagi. Padahal berdasarkan hasil pemantauan selama ini program #doktercomblang ini udah berjalan lama, bahkan udah terjadwal tiap tanggal 14 setiap bulannya. Buat yang belom tau #dokterpakcomblang itu apa, jadi program itu sebenernya program iseng-iseng buat bantu anak-anak koass biar gak kelamaan jomblo. Jadi anak-anak koass bisa nge-tweet promosiin diri mereka dengan nambahin hashtag #dokterpakcomblang. Nah nanti tweet yang menarik bakalan dibantu promo dengan cara di-RT sama om dokter. Selain program #dokterpakcomblang, ada juga #koassbobo. Kalo untuk #koassbobo ini, lebih ke nge-tweet foto-foto para koass yang tidur dalam berbagai posisi hasil dari semacem hiden camera ulah iseng rekan koass lainnya. Caranya ampir sama juga kayak yang  #dokterpakcomblang, biasanya followernya om dokter yang koass bakalan ngetweet foto-foto #koassbobo ke om dokter. Terus entar yang paling menarik bakalan di-RT sama om dokter. 

Nah berawal dari situ bakat kepo mulai muncul. Aku coba cari tau ke akun salah satu rekan twitter yang kuliah di kedokteran. Dan ternyata cerita dagelan #AMkes ini udh sejak beberapa hari yang lalu udah rame dibicarain mereka. Dan akhirnya aku nemu satu akun kunci yang mengupas tuntas tentang dagelan #AMkes ini. Kisahnya dramatis tragis gimanaaaa gitu. Pas baca berasa kayak kisal di novel-novel banget. Tapi bagus banget nih yang nyajiin ceritanya, berasa jadi kayak baca cerita misteri detektif-detektifan. Kerennya yang nulis rajin bener ngulik masalah itu sampai akhirnya terungkap semua permasalahannya. Gak kebayang itu ngubek-ngubek akun twitter para tokohnya. Di satu sisi agak kasian juga sih sebenernya sama tokoh dalam cerita itu. Mungkin itu suatu obsesi juga kali ya punya pacar dokter. Makanya sampe yang bersangkutan bikin akun bahkan tokoh-tokoh khayalan yang meyakinkan temen-temen deketnya bahwa dia pacaran sama dokter. Pokonya kalo baca ceritanya dia terkesan niat banget sampe bikin beberapa akun dan bikin tweet-tweet dengan istilah-istilah kedokteran segala. Cerita lengkapnya bisa diliat disini.

Nah ternyata cerita inilah yang jadi salah satu pertimbangan ditutupnya #dokterpakcomblang. CMIIW. Terungkapnya cerita ini juga mungkin bisa jadi bahan pembelajaran juga bahwa kenyataan sebenernya yang pahit sekalipun akan jauh lebih baik ketimbang kebohongan yang manis sekalipun. Dan mungkin buat kebanyak cewek-cewek profesi dokter terkesan wah. Memanga sih gak bisa dipungkirin profesi dokter salah satu profesi yang bisa dibilang bergengsi karena gak sedikit biaya yang harus mereka keluarkan untuk menyelesaikan pendidikannya, belom lagi perjuangan mereka buat nyelesein sekolahnya yang gak sebentar. Kalo gak salah buat jadi dokter umumnya aja mereka harus ngelewatin 4 tahun masa pendidikan kedokteran, cepetnya bisa 3.5 tahun, terus koass 2 tahun, selanjutnya harus tes UKDI, terus intership atau magang, baru deh bisa buka praktek, terus entar ada PPT juga yang kalo gak salah juga harus diikuti sebelum mereka bisa ambil spesialis, baru pendidikan spesialis selama kurang lebih 3.5-5 tahun kalo gak salah juga tergantung spesialis yang mau diambilnya. Perjuangan yang panjang tapi semoga ilmunya juga bermanfaat buat orang-orang di sekelilingnya. Salut deh buat temen-temen di kedokteran.
Akhir kata, pokonya ambil ilmu yang bisa diambil yang jeleknya tinggalkan ya jangan ditiru. :D