Monday, October 29, 2012

Belajar IELTS

Sudah hampir satu bulan saya mengikuti program IELTS preparation di IEDUC, dan cukup banyak juga ilmu yang sudah saya dapat disana. Awalnya saya tidak tahu perbedaan mengenai TOEFL dan IELTS. Tapi setelah mengikuti kursus satu bula disana semakin jelas perbedaan keduanya. Pada tes TOEFL hanya dibutuhkan pemahaman mengenai Listening, Structure dan Reading, dan soal-soalnyanya hanya berupa pilihan ganda yang mungkin bisa saja kita hitung kancing untuk menjawabnya. Beda sekali dengan IELTS. Dalam IELTS kita dituntut lebih aktif dalam berbahasa Inggris. Nah...dalam IELTS sebenarnya ada dua tipe modul, tergantung kebutuhan kita. Ada Academic dan General Training. Tergantung kebutuhan kita masing-masing. Untuk yang membutuhkan kebutuhan spesifik misal dalam bidang kedokteran atau lainnya. Mungkin bisa mengambil modul Akademik. Karena setahu saya memang ada istilah-istilah Bahasa Inggris tertentu yang ada dalam suatu bidang studi (CMIIW).

Dalam sesi listening, kita membutuh pengetahuan mengenai pengucapan dan penulisan kata dalam bahasa Inggris. Bahkan tutor saya meminta kami untuk berlatih spelling setiap hari dan membiasakan telinga kami dengan aksen British. Beberapa teman yang memang memiliki TV kabel atau menonton Film berbahasa Inggris tanpa subtitle mungkin banyak terbantu juga untuk sesi Listening. Setidaknya telinga mereka sudah akrab dengan pengucapan dan aksennya. Kita juga harus cermat karna untuk sesi Listening ini bentuk soalnya berupa soal isian, jadi jika salah penulisan kurang s/es misalnya itu saja sudah langsung salah. Dan harus benar-benar memperhatikan instruksi yang diberikan, karena masing-masing bagian memiliki instruksi yang berbeda.

Untuk Sesi Reading, ada berbagai macam tipe soal. Misalnya ada yang meminta kita untuk menentukan heading dari suatu paragraf dengan memberikan beberapa pilihan jawaban. Tipe soalnya bisa dibilang seperti soal menjodohkan. Ada juga tipe soal untuk menentukan apakah kalimat tersebut True, False, atau Not given berdasarkan wacana yang diberikan. Selain itu, ada juga tipe soal isian yaitu melengkapi sebuah paragraf yang di dalamnya terdapat titik-titik yang harus dilengkapi dengan kata berdasarkan wacana yang diberikan, dan beberapa tipe lainnya.

Nah kalau untuk Writting, kita akan diberikan dua buah tugas. Tugas pertama biasanya diminta untuk menuliskan deskripsi kita mengenai grafik, kurva, diagram, chart dan sebagainya dalam minimal 150 kata. dan untuk tugas yang kedua kita diminta untuk memberikan opini atau pendapat kita mengenai sebuah permasalahan serta menuliskannya dalam minimal 250 kata. Untuk sesi Writting ini kita harus banyak berlatih menulis dan membaca artikel-artikel yang memuat gambar, grafik, dan sebagainya yang serta memuat opini atau pendapat dalam bahasa Inggris tentunya.  

Untuk sesi terakhir yaitu Speaking, akan ada tiga tipe pertanyaan. Diantaranya yaitu interview, cue card, dan diskusi. Untuk speaking sebenernya salah satu solusinya adalah banyak-banyak berlatih conversation saja sih dan memperkaya vocab dan grammar kita. Jangan lupa juga perhatikan inonasi dalam berbicara. Karena nanti saat tes sebenarnya kita akan berhadapan dengan examiner dari luar alias bule. Dan Percakapan kita akan direkam sehingga penilaiannya bukan pada saat itu. Tapi berdasarkan hasil rekaman tersebut. Kebayang kan kalau cara bicara kita datar tanpa intonasi (CMIIW).

So...sudah jelaskan perbeda yang mencolok antara TOEFL dan IELTS. Setelah saya tarik kesimpulan dari kursus, sebenarnya modal kita untuk bisa fasih berbahasa Inggris ataupun sukses dalam tes-tes Bahasa Inggris ada dalam diri kita sendiri. Kuncinya adalah berlatih-berlatih dan berlatih. Karena dalam Bahasa yang dibutuhkan adalah keterampilan. Tidak cukup hanya dengan pengetahuan berupa teori. 

Mulai targetan dengan:
  1. Banyak menonton Film, siaran berita atau tayangan berbahasa Inggris tanpa subtitle atau bisa juga dengan mendengarkan musik berbahasa Inggris Kemudian coba untuk menuliskan dialog atau liriknya. kalau untuk pilihan Film bisa coba Film Harry Potter dengan aksen Britishnya yang kental.
  2. Membaca Artikel berbahasa Inggris dengan cara diucapkan dan coba melakukannya dengan pengucapan bahasa Inggris yang tepat. Jika kebingungan dengan bagaimana cara pengucapannya coba buka translate om google disana ada fitur suara pengucapan berupa icon speaker.
  3. Berlatih menulis dalam bahasa Inggris, bisa mulai dengan menulis diary misalnya. Setidaknya untuk menambah perbendaharaan kata dan sedikit demi sedikit memperbaiki grammar kita. Baru kemudian coba untuk menuliskan deskripsi tentang sesuatu dan opini atau pendapat kita disertai dengan membaca contoh-contoh artikel yang memuat deskripsi dan opini.
  4. Coba melakukan percakapan sehari-hari dengan menggunakan bahasa Inggris bersama teman dekat kita. Atau bisa juga menjadikan satu hari sebagai hari berbahasa Inggris dimana kita tidak boleh menggunakan bahasa lain selain Bahasa Inggris. Nah dengan begitu kita bisa saling mengkoreksi kekurangan masing-masing.
Wah..bikin tulisan ini juga jadi mengingatkan saya untuk segera berlatih dan mengalahkan rasa malas. Semangat!!! Jia You!!! Hwaiting!!!

No comments:

Post a Comment