Thursday, April 30, 2020

Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

Saya teringat saat di masa awal-awal wabah pandemik COVID-19 ini muncul di Indonesia, saya sempat membagikan sebuah instagram story (IGS) di pertengahan bulan Maret lalu tentang cara pembuatan hand sanitizer (HS) yang sesuai dengan standar WHO (WHO recommendation). Karena penasaran saya sempat mencoba membaca juga sebuah jurnal sebagai pelengkap untuk terkait prosedur pembuatan HS yang baik dan aman digunakan. Saat itu kebetulan di salah satu departement tempat saya bekerja mulai diminta untuk memproduksi HS sendiri demi mengantisipasi kelangkaan HS di pasaran. Hampir di semua tempat saat itu membahas mengenai cara pembuatan HS ini, bahkan waktu itu kabarnya sudah ada himbauan dari pemerintah agar setiap badan pemerintah untuk memproduksi HS sendiri. Betul saja, tidak lama setelah postingan itu dibagikan banyak orang mulai membuat HS sendiri. Ada juga beberapa orang yang memanfaatkan situasi ini untuk menjual HS buatannya. Sayangnya banyak yang kurang memperhatikan aspek konsentrasi akhir alkohol serta kesterilan dan keamanan kerja selama pembuatan HS ini, sehingga kemungkinan banyak  HS yang beredar di pasaran konsentrasi alkohol akhirnya tidak sesuai standar. 

IG Story Terkait Pembuatan Hand Sanitizer (HS)
Pada postingan ini saya tidak akan membahas mengenai cara pembuatan HS, mungkin nanti saya akan share secara terpisah pada postingan berikutnya. Hand sanitizer ini merupakan salah satu jenis antiseptik. Nah jadi selain antiseptik, pada masa pandemik ini disinfektan juga mulai populer digunakan. Di Indonesia sendiri pemanfaatan disinfektan ini kian populer semenjak dikenalkannya disinfectant chamber dan penyemprotan ruas-ruas jalan serta fasilitas publik menggunakan disinfektan. kemudian baru-baru ini makin populer setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pertanyaan terkait penggunaan disinfektan sebagai pengobatan COVID-19. Jujur ini ide yang sangat gila menurut saya. Tapi entahlah, apakah pernyataan Trump ini hanya sebuah sarkasme belaka yang kemudian dipelintir oleh media atau bagaimana. Banyak pro kontra mengenai penggunaan disinfektan ini, jadi sebelum mencerna informasi di luar sana, Yuk kita coba cari tau apa bedanya disinfektan dan antiseptik serta apa fungsi dari masing-masing zat ini.

Disinfektan
Disinfektan adalah agen kimia yang digunakan untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan micro-organisme yang bersifat patogen. Disinfektan ini seharusnya digunakan pada material atau benda mati seperti peralatan atau permukaan benda. Cara kerja disinfektan ini sebenarnya tidak membunuh seluruh microorganisme tetapi hanya mengurangi jumlahnya saja hingga level yang tidak membahayakan. Ada banyak jenis disinfektan diantaranya Natrium Hipoklorit, Natrium dikloroisosianurat (NaDCC), Klorin, Klorosilenol, dan glutaral. Bahan-bahan kimia tersebut termasuk metode disinfektan secara kimia, sedangkan pemanasan hingga mendidih, filtrasi, dan juga iradiasi ultraviolet termasuk ke dalam metode disinfektan secara fisik. 

Metode disinfektan baik secara fisik maupun kimia dapat digunakan tergantung kebutuhan. Nah mana contoh disinfektan yang berbahaya jika digunakan? Salah satunya yaitu klorin, senyawa ini sangat berbahaya karena sifatnya yang korosif dalam bentuk larutan pekatnya (konsentrasi tinggi). Jika terkena mata, klorin akan menyebabkan kerusakan dan rasa terbakar.  Tapi ya ada juga disinfektan yang aman yaitu antiseptik yang dapat digunakan untuk membersihkan kulit atau jaringan sebelum tindakan operasi dilakukan.

Antiseptik
Antiseptik sebetulnya termasuk salah satu jenis disinfektan, hanya saja antiseptik ini aman digunakan pada permukaan tubuh atau jaringan yang terbuka. Antiseptik ini mampu menghancurkan atau menghambat pertumbuhan dari micro-organisme (seperti bakteri, jamur, virus, protozoa, dan lain-lain) pada jaringan hidup tanpa menyebabkan efek berbahaya. Bahkan antiseptik ini biasanya digunakan untuk membersihkan kulit atau membran mukosa, luka bakar, bahkan luka terbuka agar tidak terjadi sepsis (kondisi serius dimana terjadi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi). Yang termasuk antiseptik diantaranya adalah iodopor, polividon iodin, Klorheksidin, etanol, dan lain-lain. Klorohesidin dan etanol merupakan salah satu jenis antiseptik yang umum digunakan untuk membersihkan kulit. 

Nah pemanfaatan antiseptik dan disinfektan untuk membunuh virus penyebab COVID-19 didasarkan pada karakter virus SARS-CoV-2 yang termasuk jenis virus beramplop (viral envelope). Virus jenis ini umumnya mengandung lipid. Antiseptik dan disinfektan akan menghancurkan virus dengan cara berinterkasi dengan komponen lipidnya ini. Dari penjelasan di atas, cukup terbayang kan ya sekarang bedanya antara antiseptik dan disinfektan? Mana yang bisa kita gunakan untuk membersihkan tubuh kita dan mana yang peruntukannya untuk benda mati. Sekian. Semoga bermanfaat :)

Sumber:

Tuesday, April 28, 2020

Tutorial Penggunaan Aplikasi Zoom di Handphone

Di masa pandemik seperti sekarang aplikasi video conference atau video meeting sudah bukan menjadi sesuatu yang asing lagi. Kita akhirnya secara tidak langsung "dipaksa" oleh keadaan untuk lebih melek terhadap aplikasi semacam ini. Saya masih ingat beberapa bulan ke belakang sebelum kebijakan Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) diberlakukan, beberapa kali saya dan institusi saya mengadakan acara webinar dengan aplikasi Zoom banyak orang yang masih belum familiar. Saat itu banyak yang masih bertanya dimana tempat pelaksanaan webinarnya? padahal sudah jelas webinar itu berarti web seminar. Bahkan sampai kami mencantumkan keterangan "Full Online Seminar" pada bagian poster yang disebarkan, tapi ya masih saja ada yang bertanya bahkan saat pelaksaan tiba-tiba datang ke kantor menanyakan lokasi kegiatan seminar. 

Kalau kita perhatikan sekarang bisa dilihat hampir semua orang sudah akrab dengan aplikasi semacam Zoom ini, bahkan saya perhatikan beberapa play group atau TK banyak yang menyelenggarakan kegiatan belajarnya melalui aplikasi ini yang notabene pesertanya adalah anak-anak kecil. Walaupun ya tentu dengan pendampingan dari orang tua. Meskipun sebelumnya sempat diterpa isu keamanan sebetulnya permasalahan keamanan Zoom ini sudah coba dijawab oleh Pak Onno W. Purbo sebagai salah seorang pakar IT. Sehingga ya kita bisa agak sedikit tenang walaupun perlu tetap waspada. Jawaban Pak Onno terkait permasalahan keamanan Zoom dapat dilihat pada video berikut.


Jadi untuk masalah keamanan sebaiknya kita melakukan upgrade aplikasi Zoom ke versi terbaru, pastikan untuk mengaktifkan fitur "Enable Waiting Room", dan tambahkan password meeting. Sekarang saya mau berbagi sedikit cara hosting yaitu istilah untuk penyelenggaraan meeting dengan menggunakan handphone. Yuk mari kita simak.

Menjadwalkan Meeting
1. Buat akun Zoom dan download aplikasi Zoom untuk perangkat kalian melalui tautan https://zoom.us/
2. Buka aplikasi Zoom yang sudah terinstall di perangkat handphone anda. Masuk dengan menggunakan akun anda yang sudah terdaftar. 
3. Kemudian setelah masuk akan muncul tampilan seperti berikut.


Tampilan awal aplikasi Zoom di Handphone
4. Untuk memulai pertemuan sebaiknya dilakukan penjadwalan terlebih dahulu agar link undangan dapat disebar ke narasumber dan mahasiswa. Pembuatan jadwal dilakukan dengan meng-klik icon “Schedule”.

Fitur Aplikasi Zoom
5. Setelah di-klik akan muncul tampilan berikut.

Tampilan Schedule Meeting
Pengaturan Lainnya Saat Penjadwalan Meeting
Pastikan beberapa pengaturan seperti berikut
- Isi Topik/Tema/Judul kegiatan rapat/kuliah/meeting
- Starts: tentukan waktu dimulainya pelaksanaan meeting
- Duration: tentukan perkiraan durasi waktu kegiatan
- Time Zone: sesuaikan dengan waktu setempat
- Repeat: pengaturan apabila jadwal yang dibuat ini akan dilakukan lagi di waktu yang akan datang
- Calender: untuk mengatur penjadwalan meeting, nanti kalian akan di arahkan ke google calender atau microsoft outlook
- Use Personal Meeting ID: apabila akan menggunakan meeting ID kalian
- Required Meeting Personal: sebaiknya diaktifkan demi alasan keamanan
- Host Video on: Jika kalian ingin video kalian langsung aktif saat bergabung ke meeting.
- Participant Video on: Jika kalian ingin video peserta meeting langsung aktif saat bergabung ke meeting.
- Audio Option: dapat disesuaikan dengan perangkat yang kalian miliki.
- Enable Waiting Room: sebaiknya diaktifkan sehingga kalian bisa menyaring siapa saja yang dapat bergabung ke dalam meeting.
- Allow Join Before Host: dapat disesuaikan dengan kebutuhan
- Automatically Record Meeting: fitur ini dapat diaktifka jika kalian ingin merekam kegiatan meeting secara otomatis.
Record Location: penyimpanan hasil rekaman dapat dilakukan di Cloud atau di Local komputer tetapi sebaiknya gunakan penyimpanan cloud untuk menghindari beban data.
Alternative Host: dapat disesuaikan denga kebutuhan.

6. Kemudian klik “Done”.
7. Anda dapat melihat jadwal kelas/rapat/pertemuan yang telah dibuat dengan mengklik tombol “Meetings” seperti pada gambar berikut. Anda juga dapat mengubah (edit), menghapus, dan memulai kelas di halaman ini.

Melihat Jadwal Meeting yang Telah Dibuat
8. Sebelum memulai kelas/rapat/pertemuan pastikan anda telah mengirimkan undangan ke narasumber dan mahasiswa atau peserta rapat dengan cara meng-klik jadwal yang telah dibuat yang akan dishare tautannya. Kemudian klik “Add invitees” seperti terlihat pada gambar berikut.

Fitur Membagikan Undangan Meeting

9. Selanjutnya akan muncul pilihan pengiriman tautan undangan. Untuk mengirim melalui Whatsapps atau email pilih “Copy to Clipboard”. Kemudian bagikan.

Copy Undangan Meeting

Pelaksanaan Meeting
1. Untuk memulai kelas/rapat/pertemuan, klik “Start” pada salah satu kelas/rapat/pertemuan yang telah dijadwalkan.

Memulai Meeting
2. Setelah klik “Start” akan muncul pilihan penggunaan audio. Pilih “Call using internet audio”.

Pilihan Join Audio
3. Maka kelas dapat dimulai. Saat awal kelas dimulai pastikan anda “mute” audio seluruh participant dengan cara klik icon “Participants”.

Fitur Saat Pelaksanaan Meeting
4. Selanjutnya akan muncul daftar nama pasrticipant yang telah bergabung dalam kelas/meeting anda. Kemudian klik “Mute All”.

Fitur Mute All
5. Kemudian akan muncul pop up seperti berikut. Matikan pilihan “Allow participants unmute themselves” untuk menghindari noise saat perkuliahan berlangsung. Lalu klik “Mute All”.

Fitur Mute All
6. Selanjutnya anda sebagai host harus memastikan untuk mengunmute narasumber/dosen. Dengan cara pada list pasticipants klik nama dosen, maka akan muncul tampilan berikut. Kemudian pilih “Unmute Audio”.
Unmute Audio
Sekian tutorial singkat pelaksanaan meeting dengan aplikasi Zoom menggunakan Zoom. Semoga bermanfaat. 

Monday, April 27, 2020

Aplikasi Video Conference untuk Bekerja dan Belajar dari Rumah

Pandemik corona saat ini telah mengubah hampir seluruh tatanan hidup kita. Bumi seolah meminta waktu untuk memulihkan dirinya selama masa pandemik ini. Buktinya dengan himbauan "stay at home" alias "diam di rumah", langit Jakarta yang tadinya penuh polusi jadi biru lagi, lubang ozon yang tadinya sudah makin menganga lebar kini mulai tertutup. Mungkin ini yang dinamakan "Blessing in disguise". OK cukup pengantarnya. Saya mau agak fokus sedikit ke kegiatan stay at home-nya. Di Indonesia sendiri kasus corona pertama baru mulai diumumkan ke publik pada bulan Februari 2020 lalu, kemudian baru sekitar minggu ketiga bulan Maret kemarin pemerintah memberikan himbauan untuk melakukan "Work from home (WFH)" dan "School from home (SFH)" demi memutus rantai penularan virus ini. 
Kegiatan perkuliahan dan sekolah hampir seluruhnya beralih ke pembelajaran daring. Guru dan Dosen dituntut untuk sekreatif mungkin mengubah metode pembelajaran di kelas menjadi pembelajaran daring. Sebetulnya sudah ada banyak sekali pilihan teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pertemuan tatap muka di kelas, dari mulai Learning Management System (LMS) hingga aplikasi video conference. Aplikasi video conference yang dapat dimanfaatkan, diantaranya Microsoft Teams, Google Classroom, Google Meeting, Skype, Zoom, dan lain-lain. Kemudian apa perbedaan dari aplikasi-aplikasi ini? Mana yang paling tepat digunakan untuk pembelajaran? Kali ini saya akan coba membandingkan tiga jenis aplikasi yang paling sering saya gunakan dan cukup populer digunakan saat ini. Aplikasi tersebut adalah Microsoft Teams, Google Meeting, dan Zoom.

Microsoft Teams
Microsoft Teams ini merupakan salah satu produk yang diluncurkan oleh Microsoft yang terintegrasi dengan Office 365. Aplikasi Teams ini tidak hanya menyediakan fitur video conference atau video meetings saja, tetapi juga dilengkapi dengan fitur-fitur kolaborasi lainnya seperti chat, penyimpanan file dan aplikasi integrasi lainnya. Kendala yang cukup sering kita hadapi saat menggunakan MT ini adalah saat proses log in karena harus menggunakan SSO dari intitusi kita. Aplikasi MT ini mampu mengakomodasi hingga 250 peserta dalam satu kali kegiatan meeting dengan durasi waktu maksimal 4 jam.

Google Meeting
Aplikasi video conference atau video meeting lainnya yang dapat kalian gunakan yaitu google meeting. aplikasi ini cukup mudah digunakan akan tetapi tidak semua pemilik akun google dapat berperan sebagai penyelenggara meeting. Untuk menyelenggarakan meeting dengan aplikasi ini kita perlu memiliki akun universitas atau instansi yang telah terintegrasi dengan google atau mendaftar akun google suite. Aplikasi ini mampu mengakomodir hingga 100 peserta. Aplikasi google meeting ini dapat menjadi alternatif pilihan aplikasi video conference yang paling ramah bandwith jika dibandingkan dengan dua aplikasi lainnya. Selain itu aplikasi ini juga sudah terintegrasi dengan google classrom sehingga guru atau dosen dapat juga sekaligus mengelola kelas daringnya.

Zoom 
Aplikasi satu ini merupakan aplikasi yang paling sering saya gunakan dan sepertinya paling populer juga saat ini. Aplikasi Zoom ini cukup populer karena aplikasi ini sangat user friendly, kita tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengunakan aplikasi ini. Ada banyak fitur yang disediakan oleh aplikasi Zoom diantaranya fitur video conference, chat, sharing file, virtual background, dan breakout room. Fitur breakout room yang disediakan oleh aplikasi ini memungkinkan host untuk menyelenggarakan beberapa sesi dalam satu kali meeting. Jumlah peserta yang dapat diakomodasi oleh aplikasi Zoom ini berbeda-beda tergantung dari jenis akun yang kita miliki. Aplikasi Zoom menyediakan beberapa pilihan akun dari mulai yang free (basic) hingga versi enterprise. Untuk akun basic, host dapat menyelenggarakan meeting dengan total peserta hingga 50 orang dengan durasi waktu maksimal 40 menit, sedangkan versi enterprise nya dapat mengakomodasi hingga 300 peserta dengan durasi waktu yang tak terbatas. Sayangnya ada isu keamanan yang sempat mencuat terkait penggunaan akun Zoom ini, seperti contohnya kasus Zoom Boombing yang sempat heboh belakangan ini. 

Berdasarkan perbandingan tersebut maka pilihan penggunaan video conference dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Dalam situasi pandemik ini sebetulnya pemanfaatan video conference ini seharusnya menjadi pilihan terakhir jika memang pemanfaatan aplikasi lain tidak dapat mengakomodir kegiatan pembelajaran daring, karena pemanfaatan video conference ini bukan tanpa kendala khusunya terkait penggunaan data internet. Bisa jadi siswa menghadapi masalah kuota karena kemungkinan siswa harus mengikuti beberapa meeting dalam satu hari, sehingga akan lebih bijak jika guru atau dosen dapat memanfaatkan LMS (Schoology, google classrom, dll) yang dimiliki dengan memaksimalkan penggunaan online chat, diskusi online, atau penugasan lainnya. Selamat mencoba :) 


Thursday, April 9, 2020

Biogas di Pasir Angling Lembang

Bulan Ramadhan lalu, saya sempat menyempatkan diri untuk melakukan sedikit observasi mengenai instalasi Biogas di Pasir Angling, Cibodas, Lembang. Pengalaman yang menarik sebenarnya, ini mengingatkan saya akan kegiatan P2M dan KKN semasa kuliah S1 dulu di daerah Subang, Lembang, dan Cimenyan. Pada kesempatan kali ini saya menginap selama 2 hari 1 malam di rumah salah satu warga yang memang biasa menyediakan tempat untuk orang-orang yang ingin melakukan kunjungan ke desa tersebut. Di desa ini sebenarnya banyak sekali program yang diberikan oleh beberapa pihak baik pemerintah, swasta, maupun kelompok perorangan. Dari mulai pembangunan sekolah PAUD, instalasi biogas secara personal maupun secara komunal. Karena saya dan rekan-rekan saya kemarin datang ke desa ini untuk melakukan penelitian terhadap pemasangan instalasi biogas yang sempat dipasang beberapa waktu lalu oleh kelompok dimana saya bergabung. Kami berencana untuk mengambil data mengenai permasalahan yang dihadapi warga dimana alat biogas yang kelompok kami pasang dulu sudah tidak berfungsi lagi. Sehingga banyak warga yang beralih ke instalasi biogas permanen yang ditawarkan oleh pihak lain. Sebagai informasi, Yayasan tempat saya bergabung sempat melakukan instalasi biogas plastik di desa ini. Biogas plastik ini sebetulnya memiliki banyak keuntungan disamping harganya yang ekonomis perawatannya pun cenderung tidak sulit.

Pemandangan Sore Hari di Pasir Angling

Karena waktu kunjungan saya di desa ini sangat singkat, sebelum pulang saya dan salah seorang teman saya menyempatkan diri untuk berkeliling menikmati pemandangan desa Pasir Angling ini. Saya sangat menyukai pemandangan dan kondisi cuaca di daerah ini. Sejuk dan menenangkan pikiran. Dari desa ini saya dapat menikmati pemandangan kota Bandung dan Gn Tangkuban Perahu. Rasanya tidak bosan berlama-lama ada di tempat ini menikmati pemandangan alamnya. FYI, sebagian besar mata pencaharian penduduk di desa ini adalah petani dan peternak sapi. Selama 2 hari disana saja saya sudah mampu menyimpulkan kegiatan keseharian masyarakat di desa ini. Contohnya salah seorang penduduk desa ini yang bekerja sebagai petani, disamping dia memiliki beberapa ekor sapi perah. Setiap pagi sekitar pukul 5 pagi, mereka akan memerah susu sapi dan kemudian mengumpulkannya

Ladang Cabai

Ladang Sawi dan Brokoli


Sapi Milik Salah Seorang Pendudukan


Membersihkan Kandang Sapi


Proses Pemerahan Sapi