Thursday, March 21, 2013

Penipuan Melalui Telpon "Kecelakaan di Sekolah"

Pagi kemarin ada sebuah kejadian yang membuat panik seisi rumah. Dimulai dengan adanya telpon dari seseorang yang mengaku sebagai guru adik saya yang paling kecil yang mengabarkan bahwa adik saya mengalami kecelakaan. Dia terjatuh di tangga sekolah dan kepalanya retak dan sekarang sedang berada di UGD RSHS dalam kondisi kritis. Saat itu, yang mengangkat telpon adalah ayah saya. Beliau yang mendengar kabar itu langsung panik. Orang tersebut meminta ayah saya untuk segera menghubungi dokter yang menangani adik saya. Ayah saya yang panik langsung berangkat menuju counter isi pulsa karena saat itu kehabisan pulsa. Dalam suasana panik itu, entah kenapa perasaan saya tetap tenang. Sambil memikirkan kejadian apa yang mungkin terjadi di sekolah adik saya sebenarnya sehingga mengakibatkan adik saya mengalami kecelakaan seperti itu. Akhirnya saya menemukan bayangan kejadian yang masuk akal yang memungkinkan adik saya mengalami hal itu. Adik saya kebetulan sekolah di salah satu sekolah menengah di Bandung yang memang melakukan sistem moving class. Jadi setiap pergantian pelajaran siswa akan berduyun-duyun untuk berpindah dari satu kelas ke kelas yang lain. Jadi saya berpikir mungkin saat moving class ini adik saya mengalami kecelakan. Barulah setelah memikirkan kemungkinan itu saya mulai merasa panik. Saat ayah saya keluar, orang yang mengaku guru adik saya itu terus menerus menelpon ke rumah. Bunyi suara dering telpon membuat saya malah semakin panik. Akhirnya saya mengangkat telpon. Akan tetapi saat saya mendengar suara orang itu. Saya merasakan ada sedikit keganjilan. Pasalnya saya merasa kenal dengar suara orang tersebut. Suaranya sama persis dengan orang yang menghubungi rumah saya sehari sebelumnya. Saya ingat dengan logat bicaranya yang agak batak. Alhamdulillah kemampuan voice recognition saya berarti cukup baik :p

Jadi, sehari sebelumnya sempat ada orang yang menelpon ke rumah saya. Mengaku sebagai teman ayah saya, dia memberitahu bahwa namanya Budiman. Yang membuat saya percaya waktu itu dia tahu nama lengkap ayah saya. Akan tetapi saya agak curiga saat orang tersebut mulai menanyakan informasi tentang nama adik saya, sekolah adik saya, kemudian sekolah saya, dan tempat kerja ibu saya. Saya berpikir, loh katanya teman ayah saya tapi kok masih nanya-nanya informasi tentang hal tersebut. Saya sempat berkali-kali bertanya sebenarnya orang tersebut siapa dan akhirnya dia menjelaskan bahwa dia sempat diminta ayah saya untuk mencarikan kerja untuk anaknya. 

Nah lanjut ke kejadian panik pagi itu. Saat saya yang menerima telpon beliau terus-menerus mendesak saya untuk segera menyuruh ayah saya menghubungi dokter yang katanya menangani adik saya itu untuk mengetahui kondisi adik saya. Kemudian dia menyebutkan No. Hp orang yang harus saya hubungi. Saya yang saat itu masih terbawa suasana panik. tambah panik saat diburu-buru untuk mencatat No. Hp orang tersebut. Orang itu mengatakan bahwa saya harus menghubungin No. HP 08568070983 a.n Bapak Sudirman. Terus saya tanya jadi No barusan itu no dokternya atau Bapak Sudirman? Kemudian orang itu mengatakan bahwa Bapak Budiman itu orang yang mengurus adik saya disana. Nah saya mulai ragu lagi. Masih dengan nada suara yang membuat panik orang itu terus mendesak saya atau ayah saya untuk segera menghubungi No tersebut sambil dengan nada suara orang yang menangis sedih. Sempat ada dalam pikiran saya. "Oh mungkin bapak ini merasa bersalah karena muridnya ada yang kecelakaan di lingkungan sekolah yang memang menjadi tanggung jawabnya." Akhirnya saya mengatakan iya ayah saya sedang menuju kesana dan sudah akan menghubungi No tersebut. Yang membuat saya kembali ragu lagi, wali kelas adik saya itu seorang perempuan. dan kalaupun memang ada kejadian seperti ini otomatis pasti wali kelas yang akan pertama kali mengabarkan kondisi adik saya itu. Tapi ya namanya sedang dalam kondisi panik kadang akal sehat jadi kurang bekerja.

Dengan perasaan harap-harap cemas, saya menghubungi adik saya yang satu lagi dan Ibu saya, untuk mengabarkan semuanya. Anehnya saat saya menghubungi ibu saya beliau dengan suara yang sangat tenang menyarankan saya untuk menghubungi pihak sekolah terlebih dulu untuk memastikan semuanya. Padahal kemarin Ibu saya paniknya minta ampun saat adik saya belum juga pulang dari sekolah padahal hari itu sudah pukul setengah lima sore, padahal biasanya pukul 2 siang dia sudah berasa di rumah. Adik saya juga menyarankan untuk menghubungi pihak sekolah terlebih dahulu karena takutnya itu hanya penipuan. Kemudian saat ayah saya kembali beliau mengatakan bahwa orang yang bernama pak sudirman meminta untuk segera mentransferkan sejumlah uang untuk biaya tindakan adik saya dan untuk pembelian alat. Ayah saat sontak langsung marah-marah di telpon meminta kalau memang kritis ya sudah diurus dulu, masalah uang nanti bisa menyusul. Kemudian saya langsung menyampaikan kepada ayah saya untuk memastikan dulu ke pihak sekolah. dan jangan men-transfer uang dulu sebelum ada kepastian. Akhirnya dengan membawa uang untuk jaga-jaga, ayah saya berangkat ke sekolah untuk menanyakan kondisi adik saya. 

Alhamdulillah setelah menemui pihak sekolah ternyata adik saya masih dalam kondisi sehat walafiat dan sedang belajar di kelasnya. 

Saat saya mencoba searching di internet ternyata kejadian penipuan ini bukan kali pertama terjadi. Sudah banyak korban yang terperangkap pada modus penipuan ini. Seperti yang disampaikan sahabat saya yang bekerja sebagai guru di salah satu sekolah di Tangerang. Katanya disana sudah beberapa kali terjadi kejadian seperti itu. Anehnya orang tersebut hanya meminta uang sebesar 3 juta rupiah. Menurut saya nilai tersebut sangat kecil untuk effort sebesar itu. Kalo yang saya baca dari beberapa berita di internet kebanyak minta uangnya hingga belasan bahkan milyar rupiah :D Mungkin orang tersebut mempertimbangkan kemungkinan untuk transfer dengan permintaan uang yang tidak terlalu banyak peluangnya lebih besar jika dibandingkan dengan meminta uang dalam jumlah besar. Sudahlah...yang penting Alhamdulillah Allah masih melindungi kami sekeluarga...Wah...Ternyata saya ketinggalan informasi, saya pikir penipuan yang saat ini marak hanya modus minta pulsa melalui sms. 

Pembelajaran yang didapat dari kejadian ini.
  1. Selalu waspada terhadap penelpon yang tidak dikenal dan jangan memberikan informasi apapun jika belum yakin orang tersebut siapa.
  2. Saat mendapat kabar seperti ini, jangan panik dan tetap tenang. Segera hubungi pihak sekolah untuk memastikan kebenaran kabar tersebut. Karena saat dalam kondisi panik orang seringkali kurang berpikir jernih.
  3. Saat menerima telpon usahakan alihkan jawaban dari jawaban "iya", karena dikhawatirkan terjadi hipnotis.
  4. Bila diminta untuk transfer sejumlah uang, dapat dipastikan itu adalah modus penipuan. Karena untuk melakukan suatu tindakan terhadap pasien biasanya pihak rumah sakit akan meminta persetujuan dari keluarga pasien dengan menyelesaikan beberapa persyaratan administrasi yang membutuhkan tanda tangan dari keluarga pasien. So...tidak ada alasan untuk transfer-transfer uang dimuka.

No comments:

Post a Comment