Wednesday, September 21, 2011

Insiden IT di Indonesia 2011

Semakin berkembangnya teknologi khususnya teknologi internet, semakin meningkatkan pula penggunaan internet di seluruh dunia. Hal ini menjadi suatu celah yang cukup baik bagi pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya di dunia maya. Sudah banyak sekali kasus-kasus kejahatan IT yang terjadi khususnya di Indonesia. Beberapa diantaranya pencurian kartu kredit, pembobolan ATM, hacking beberapa situs, penyadapan transmisi data orang lain seperti email dan pemanipulasian data dengan mengarahkan pengguna untuk melakukan perintah yang dikehendaki seorang hacker serta bentuk-bentuk kejahatan IT lainnya yang semakin marak terjadi. 

Berikut ini 3 contoh kasus kejahatan IT yang terjadi di Indonesia di tahun ini.
1. Kasus Penipuan Jual Beli Online
Kasus penipuan jual beli online yang terjadi disini diambil dari tulisan ini. Pada tulisan tersebut dituliskan mengenai penangkapan salah seorang anggota komplotan penipuan jual beli kertas online di Medan setelah adanya laporan dari dari korbannya seorang warga Qatar. Dalam kasus ini korban terperangkap masuk karena tertarik untuk membeli buku di suatu situs milik pelaku. Setelah memesan, pelaku mengirimkan sample kertas kepada korban. Setelah korban puas dan kemudian melakukan transfer uang ke rekening toko tersebut. Pelaku menghilang dan tidak bisa dihubungi kembali.

2. Otak Pembobolan 6 ATM Bank di Indonesia 
Kasus ini diambil berdasarkan informasi yang ada pada situs ini yang menceritakan tentang otak pembobolan ATM 6 Bank yang terjadi di Bali adalah jaringan internasional dan dikategorikan sebagai hacker elite. Mereka tidak menggunakan teknologi yang canggih, cara kerjanya profesional, rapih, dan bersih sehingga akan menyulitkan aparat hukum untuk mengejar orang-orang di belakang kasus tersebut kecuali mengadakan kerjasama dengan negara lain. Dalam melakukan aksinya para pelaku menggunakan teknik phising, dengan melakukan aksi pengelabuan terhadap target. Alat yang digunakan dalam aksinya tersebut dimakan skimmer dan prosesnya dinamakan skimming. Alat ini akan melakukan perekaman terhadap data yang melalui ATM tersebut, kemudian data dimasukan ke dalam kartu magnetik yang masih kosong atau istilah lainnya di-copy-paste. dan dalam tulisan tersebut dinyatakan bahwa pelaku kemungkinan bukan orang Indonesia karena diperlukan pengetahuan mengenai teknologi mengenai enkripsi dan deskripsi data dalam alat skimmer tersebut. sedangkan orang Indonesia menurut penulisnya masih jarang yang mengetahui teknologi ini. selain itu adanya potongan sekitar Rp.25.000 atau setara dengan $5 (fee untuk penarikan ATM dalam link) terlihat jelas bahwa kartu ATM yang digunakan menggunakan link network seperti cirrus, alto, dan mastercard. Di Indoesia juga masih sedikit sekali ATM yang menggunakan alat anti skimmer. 

Alat anti-Skimmer
selain itu juga kamera rahasia semakin berkembang bentuk dan teknologinya sehingga memudahkan para penjahat cyber menggunakan pin yang kononnya "rahasia".

3. Jebakan Virus di Layanan Chat Facebook 
Penggunaan Facebook yang semakin meningkat dan menduduki runer-up dalam hal jumlah pengguna seperti yang tertulis disini. Semakin mempermudah ksi-aksi kejahatan para cyber yang dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari scam dengan memanfaatkan aplikasi, menawarkan video porno/bombastis, hingga masuk layanan chat. Sedangkan modus terakhir yang terjadi yaitu adanya serangan worm/rootkit yang menyebar menggunakan pesan chat pada facebook. Sudah tercatat puluhan varian terdeteksi, salah satu variannya yaitu terdeteksi sebagai W32/Kolab.xx(Trojan.Click1.xxxx). Bahkan ada satu varian yang hampir semua antivirus ternama tidak dapat mendeteksinya. 
Kasusnya korban akan mendapat pesan chat pada Facebook dari salah satu temannya yang berisi link tertentu seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Contoh chat Facebook terinfeksi virus
Facebook yang terinfeksi tidak akan mengalami perubahan sama sekali dan tidak muncul pop-up FB chat yang terbuka. Yang dibutuhkan virus hanyalah akun facebook yang sedang login. Sehingga korban tidak menyadari kalau komputernya telah terinfeksi oleh Kolab/Click1 dan menyebar ke chat facebook temen-temennya yang mengarah untuk mendownload virus tersebut. Jika link tersebut di-klik, maka otomatis file akan terdownload ke dalam komputer dan menjalankan file tersebut, sehingga komputer telah terinfeksi. Kolab/Click1 tidak berjalan pada proses atau service Windows, sehingga sulit menemukan dan mematikan keberasaan worm/rootkit ini. Tetapi worm ini justru mendompleng atau menumpang pada file svchost.exe milik windows, sehingga akan sulit dimatikan. Jika dipaksa dimatikan atau melakukan scan menggunakan tool tertentu seperti GMER, tool yang digunakan untuk mendeteksi rootkit maka komputer akan blue screen. Meski tidak berjalan pada proses atau service Windows, Kolab/Click1 memanfaatkan file svchost.exe Windows untuk melakukan broadcast pada IP-IP tertentu. Selain itu, Kolab/Click1 akan mendaftarkan programnya pada Windows Firewall, sehingga diperbolehkan melakukan koneksi dan broadcast.


Komputer Blue Screen


Berkaitan dengan berbagai kasus kejahatan IT yang marak terjadi akhir-akhir, maka kita sudah seharusnya sebagai pengguna teknologi internet untuk lebih meningkatkan kehati-hatian dan kewaspaan kita. 

Referensi:

No comments:

Post a Comment